Thursday 7 February 2013

SUPERVISI KLINIS



PENDAHULUAN.
Pada umumnya, seorang guru mempunyai tugas yang sangat kompleks pada masa pra jabatan dan masa bekerjanya, sehingga menuntut para guru untuk menguasai sejumlah ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan profesi dan jabatannya. Guru menjalankan tugas di dalam kelas selama bertahun-tahun tanpa ada koreksian dan pembinaan yang tepat dar siapapun, padahal dalam kenyataannya guru tersebut masih memerlukan pembinaan yang layak. Kegiatan yang membantu guru dalam pertumbuhan jabatannya sebagai guru disebut supervisi dan orang yang memberikan bantuan tersebut disebut supervisior.
Pada mulanya, supervisi dibebankan pada orang awam yang yang tidak memahami betul tugas-tugas supervisi itu sendiri, melainkan ia bertindak sebagai pengawas. Para pengawas teresebut hanya menginspeksi sarana-sarana sekolah tertentu, sedangkan cara mengajar para guru yang seharusnya menjadi perhatian utama dikesampingkan. Para pengawas tersebut hanya bertindak administratif tanpa menganalisa kemampuan para guru dalam mengajar.

Sebenarnya para guru tersebut membenci model superfisi seperti yang telah dijelaskan diatas dan mereka berpendapat bahwa supervisi tersebut tidak banyak membantu. Yang mereka benci sebenarnya bukan supervisinya, melainkan model supervisi yang dilakukan.  Itu disebabkan beberapa hal, yaitu:
1.       Supervisi disamakan dengan evualiasi.
2.       Supervisi dilakukan untuk menjalankan tugas bukan karena atas dasar kebutuhan.
3.       Supervisi dilakukan secara tradisional.
4.       Supervisor kurang menguasai tugas-tugas dan teknik-teknik superfisi, sehingga cenderung monoton, dan tidak sistematis, bersifat sangat subjektif dan tidak terukur.
Meskipun beberapa alasan tersebut menyebabkan peranan supervisi di lembaga pendidikan menjadi lemah, akan tetapi kegiatan supervisi tersebut berangsur-angsur mulai mendekati pada tujuan awalnya. Yang berarti kegiatan supervisi yang pada mulanya dilakukan oleh orang awam, telah beralih kepada orang yang berkompeten dalam kegiatan supervisi itu sendiri. Inilah yang memunculkan supervisi klinis yang lebih menekankan usaha membantu guru memperbaiki penampilan mengajar mereka.

PEMBAHASAN.
Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap penrencanaan, pengamatan dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajarannya.
Menurut Richard Waller, yang mendefinisikan supervisi klinis sebagaimana yang dikutip dari Jhon J, Bolla, “sebagai supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan menjalankan siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk modifikasi yang rasional.”
Sedangkan Keith Achesson dan Meredith D.Call menyatakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil jurang antara tingkah laku yang ideal. 
Secara teknis mereka menyebut supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri dari tiga fase: pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan pertemuan balikan.            
Secara gamblang akan dijelaskan sebagai berikut:
·                     Tahap perencanaan awal. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: (1) menciptakan suasana yang intim dan terbuka, (2) mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang terkait dengan pembelajaran, (3) menentukan fokus obsevasi, (4) menentukan alat bantu (instrumen) observasi, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.
·                     Tahap pelaksanaan observasi. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: (1) harus luwes, (2) tidak mengganggu proses pembelajaran, (3) tidak bersifat menilai, (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan observasi.
·                     Tahap akhir (diskusi balikan). Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (1) memberi penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal yang telah disepakati bersama, (4) mengkaji data hasil pengamatan, (5) tidak bersifat menyalahkan, (6) data hasil pengamatan tidak disebarluaskan, (7) penyimpulan, (8) hindari saran secara langsung, dan (9) merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan. Tahap ini merupakan tahap evaluasi tingkah laku guru untuk dianalisis dan diinterpretasikan dari supervisor kepada guru.
 Dalam supervisi klinis, terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui. Beberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan supervisi klinis, adalah:
·         Hubungan antara supervisor dengan guru, kepala sekolah dengan guru, guru dengan mahasiswa PPL adalah mitra kerja yang bersahabat dan pebuh tanggung jawab.
·         Diskusi atau pengkajian balikan bersifat demokratis dan didasarkan pada data hasil pengamatan.
·         Bersifat interaktif, terbuka, obyektif dan tiidak bersifat menyalahkan.
·         Pelaksanaan keputusan ditetapkan atas kesepakatan bersama.
·         Hasil tidak untuk disebarluaskan
·         Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru, dan tetap berada di ruang lingkup pembelajaran.
·         Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap siklus balikan.
Adapun tujuan supervisi klinis secara umum adalah, memberikan tekanan pada proses pembentukan dan pengembangan provesionalitas guru dengan maksud memberikan respon terhadap kebutuhan guru yang berhubungan terhadap tugas-tugasnya.
Dari tujuan umum yang telah disebutkan diatas, tujuan supervisi klinis dapat diperinci lagi dalam golongan khusus:
a.       Menyediakan bagi guru  suatu feedback (atau) balikan yang obyekif dari kegiatan mengajar guru yang baru saja dijalankan.
b.       Mendiagnosis dan membantu memecehkan masalah-masalah mengajar.
c.       Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi mengajar.
d.       Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjaan mereka.
e.       Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.
Seorang supervisor yang baik perlu mengetahui peranan dan kualifikasi atau syarat-syarat seorang supervisor.  Peranan utama supervisor adalah menciptakan kerja sama yang memungkinkan pertumbuhan keahlian dan kepribadian orang yang diajak bekerja sama. Seorang supervisor diharap mampu menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
a.       Mendiagnosisi dan menilai. Supervisor harus mendiagnosis dan menilai kebutuhan-kebutuhan yang dirasa kurang.
b.       Merencanakan. Supervisor harus membantu guru dalam merencanakan suatu tujuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya, memilih strategi, serta menyediakan sumber-sumber dari segala aspek guna mencapai tujuan.
c.       Memberi motifasi.  Supervisor harus membantu guru dalam menjaga suasana kerjasama bagi kepentingan bersama.
d.       Membeeri penghargaan dan melaporkan kemajuan.  Supervisor harus menyediakan data perkembangan kemajuan guru serta memnerikan penghargaan dan mengumumkan kemajuan yang telah dicapai oleh guru yang bersangkutan.

 Kriteria dan Teknik Supervise Klinis
                Dalam melaksanakan proses supervise klinis diperlukan kriteria serta serta teknik tertentu agar proses supervisi klinis itu dapat berjalan dengan lancer.
1.       Kriteria dan teknik pertemuan pendahuluan
a.       Mengadakan pertemuan dengan guru dalam suasana yang menyenangkan, tidak “mengancam” dan menakuti.
b.       Menentukan bersama segi yang harus diamati selama pelajaran berlangsung dan cara mencatat hasil observasi.
c.       Jika ada, supervisor menanyakan pengalaman penampilan masa lalu untuk melihat segi-segi atau sub-keterampilan yang akan diperbaiki atau disempurnakan.
2.       Kriteria dan teknik observasi ; fungsi observasi adalah berusaha menangkap apa yang terjadi selama pelajaran berlangsung secara lengkap agar supervisor dan guru dapat secara tepat mengadakan analisis yang obyektif. Ide pokok adalah mencatat yang terjadi dan bukan reaksi supervisor yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan guru yang diamati. Suatu rekaman yang disimpan dengan baik akan bermanfaat dalam analisis dan komentar kemudian.
Hal-hal yang harus diperhatikan kegiatan observasi adalah;
a.       Kelengkapan catatan yang nantinya sangat berguna dalam menganalisa ap yang telah terjadi selama pelajaran berlangsung.
b.       Focus, kepada hal yang akan diamati, misalnya dalam suatu pelajaran tertentu adalah baik untuk memfokuskan observasi tersebut pada reaksi siswa terhadap pertanyaan guru, dan sebagainya.
c.       Menyesuaikan observasi dengan periode perkembangan mengajar guru.
d.       Mencatat komentar sewaktu guru memberikan komentar dalam proses pelajaran berlangsung.
e.       Pola mengajar. Adalah sangat bermanfaat untuk mencatat pola tingkah laku mengajar tertentu dari guru.
f.        Membuat guru tidak merasa gelisah.
3.       Kriteria dan teknik balikan; fungsi balikan dalam hubungannya dalam supervisi klinis adalah untuk menolong guru mempertimbangkan perubahan atau lebih tepat peningkatan dalam tingkah laku dalam mengajar. Balikn merupakan informasi kepada guru tentang bagaimana guru mempengaruhi siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai maksud tersebut maka balikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.       Lebih bersifat deskriptif dari pada evaluative karena fungsinya adalah memberi gambaran yang terperinci tentang penampilan guru selama mengajar, bukan menilai penampilan guru.
b.       Bersifat spesifik. Guru belum mengetahui dalam segi apa ia memberi penguatan secara tidak tepat, misalnya apakah dalam pengetahuan verbal, gerakan badan atau lainnya.
c.       Memenuhi kebutuhan baik bagi supervisor maupun guru.
d.       Ditujukan kepada/untuk tingkah laku guru yang dapat dikendalikannya.
e.       Isi balikan merupakan permintaan guru dan bukan yang diadakan oleh supervisor.
f.        Tepat waktunya. Balikan akan lebih bermanfaat apabila segera diberikan sesudah pelaksanaan mengajar.
g.       Harus terkomunikasikan secara jelas kepada guru.
h.       Harus dapat menilong guru memperhatikan kelebihan-kelebihan untuk mengembangkan gaya mengajarnya sendiri.
i.         Hendaknya dimulai dulu dengan menunjukkan keunggulan-keunggulan atau segi-segi yang kuat, baru kemudian mendiskusikan segi-segi yang menimbulkan masalah baginya.
j.         Data balikan dalam bentuk instrument observasi harus disimpan dengan baik oleh supervisor dan merupakan catatan mengenai perkembangan ketrampilan mengajar guru, seperti kartu status pasien bagi seorang dokter yang sewaktu-waktu dapat digunakan bila diperlukan.
I.                    Peranan dan kualivikasi supervisor
Untuk menjadi seorang supervisor yang baik maka perlu diketahui lebih dahulu apakh peranan kualifikasi atau syarat-syarat seorang supervisor. Dengan mengetahui peranan dan kualifikasi tersebut maka seorang supervisor harus selalu berusaha untuk mengembangkan diri guna memenuhi persyaratan tersebut. Dengan terpenuhinya persyaratan itu maka diharapkan seorang supervisor dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik.

KESIMPULAN
Supervisi dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang belum tepat atau susah dalam mencapai perkembangan. Namun para supervisor kebanyakan belum memahami tujuan supervisi itu sendiri sehingga menyebabkan kegiatan supervisi itu sendiri terkesan tidak disenangi oleh para guru.
Supervisi klinis sendiri adalah kegiatan supervisi yang lebih menekankan pada proses perbaikan cara pengajaran para guru yang kurang tepat dengan melalui beberapa tahapan yang telah dijelaskan diatas. Sehingga kegiatan supervisi terkesan lebih dibutuhkan oleh para guru guna mempebaiki proses pembelajara disekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd, Dr. Iskandar, M.Pd, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, GP press, Ciputat-Jakarta, cetakan pertama, 2009
Iim, Waliman, dkk. Supervisi Klinis (Modul Manajemen Berbasis Sekolah). Bandung : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2001.
Agus, Taufiq. Supervisi Bimbingan dan Konseling (Bahan Pelatihan BK di Cikole). Bandung. 2007.

No comments:

Post a Comment

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun no-Islam. Karena keluarga merupakan tempa...