Friday 1 February 2013

CERMIN PALING JUJUR

Hati yang bersih laksana cermin yang bening. Bisa memantulkan sinar dengan begitu cerahnya. (Hujjatul Islam Imam al-Ghazali)
Bila hati bersih, maka ia akan mudah menerima kebenaran. Bila hati itu bersih, maka ia akan ringan melakukan kebaikan. Bila hati bersih, maka ia akan tergugah dalam beribadah. Bila hati itu bersih, maka ia tak akan bosan untuk membaca Al-Qur’an. Bila hati itu bersih, maka ia tak akan mudah mengeluhkan keadaan. Bila hati itu bersih, maka ia akan jelas melihat permasalahan. Bila hati itu bersih, maka ia akan tergerak menemukan jalan perubahan.
Bila hati itu bersih… masih banyak yang bisa kita lakukan.
Nasihat dari hati yang bersih akan sampai kepada hati yang bersih pula. Sebelum jauh kkita melangkah menyelami masalah bersihkan hati dari berbagai prasangka, jauhkan jiwa dari aneka praduga, murnikan pikiran dari kekotoran dan segaarkan dari rasa beku  yang membelenggu.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Carilah hatimu di tiga (kesempatan): saat mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dikumandangkan, di majelis-majelis tempat orang berzikir dan di saat engkau berada sendirian di tempat sunyi. Jika tidak kamu dapatkan hatimu di tempat-tempat ini, maka bermohonlah kepada Allah agar memberikan karunia hati,, sebab pada dasarnya engkau tidak mempunyai hati.”
Astaghfirullah, bersihkan hati dengan perbanyak istighfar.
Spirit Problem Solving (SPS) bukanlah kumpulan teori yang dicomot dari sana sini, ataupun nukilan nakal yang diserobot asal jadi. Ia merupakan soft skill agar terampil trengginas tetap bergerak lincah menghadapi masalah, setabah air yang terus menetes, setangguh karang yang tetap menjulang, dan sekokoh patung polisi yang istiqamah meski hujan dan badai dating menendang. Yes!
Sebagai soft skill, kita bias mengolah masalah menjadi sejarah. Menemukan ide-ide besar untuk mengubah hidup menjadi kesuksesan luar biasa. Bukankah orang-orang besar adalah orang-orang yang paling banyak masalahnya di dunia? Besarnya cobaan dan ujian adalah sejarah mereka. Mereka yang mudah keok dan terperosok dalam lubang-lubang dosa dan maksiat, menunjukkan betapa rendahnya orang tersebut.
SPS merupakan inner installer , trigger agar lebih pinter, kober dan seger. Pinter, yakni berani belajar untuk belajar lebih pintar. Kober, meluangkan waktu untuk bias. Seger, selalu segar dan tetap tegar menghadapi masalah.
Ketika menghadapi masalh yang sangat ruwet, sulit untuk dipecahkan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah membaca istighfar hingga seribu kali, sehingga dadanya lapang dan mendapatkan solusi yang terang.
“Semua orang dapat berkata manis. Orang benar adalah orang yang perkataannya manis, yakni perkataan yang sesuai dengan perbuatannya. Siapa yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya berarti ia telah memperburuk dirinya sendiri.” (Hikmah)
Sufyan bin Uyainah berkata, “Manusia yang paling bodoh adalah yang membiarkan kebodohannya. Manusia yang paling pandai adalah yang mengandalkan ilmunya. Sedangkan mannusia yang paling utama adalah yang paling takut kepada Allah.”
Kekuatan yang Menggugah
Tidak istiqamah keimanan seseorang sehingga istiqamah hatinya, dan tidak akan istiqamah hatinya sehingga istiqamah lisannya.
Hati yang bersih dibentuk dari iman dan sinergi antara keyakinan, ucapan dan tindakan, tidak bisa tidak. Tidaklah seseorang kehilangan perkataan yang benar kecuali apabila telah kehilangan tindakan yang benar. Untuk membersihkan hati itu sendiri perlu tindakan lisan, dengan zikrullah. Abu Darda mengatakan,
Segala sesuatu memiliki pembersih dan kebinaran. Dan kebinaran (kilauan) hati adalah dengan zikrullah.”
Hati yang bersih menjadi kekuatan yang akan melejitkan potensi dengan spirit memberi tiada henti. Badan boleh sakit, tubuh boleh lemah lunglai tak berdaya, namun kebersihan hati akan menggerakkannya melampaui kelemahan yang dideritanya. Hasan al-Banna memberi contoh nyata.
Suatu ketika , dia diundang untuk menyampaikan ceramah di Port Said. Tapi sayang, dia tak mampu pergi ke Port Said karena sakit. Tidak bisa melanjutkan perjalanan kecuali dengan berbaring dari Ismaililyah ke Port Said. Dokter Mahmud Bek Shadiq yang memeriksanya mengnjurkannya untuk membatalkan niatnya untuk pergi ke Port Said malamitu, dikhawatirkan makin parah sakitnya. Namun al-Banna menolak dan bertejad melanjutkan perjalanan meski dengan dipapah hingga turun dari kereta menuju lokasi acara. Sampai di sebuah masjid beliau menegakkan shalat Maghrib sambil duduk karena tak mampu lagi untuk berdiri.
“Tiba-tiba aku merasakan perubahan jiwa luar biasa ketika itu. Aku begitu merasakan kebahagiaan Ikhwan di Port Said dengan acara yang akan mereka gelar serta besarnya harapan mereka dari acara tersebut. Mereka gembira telah membuat acara dengan biaya dan uang mereka sendiri. Tanpa terasa air mataku meleleh. Aku menangis. Aku bermunajat kepada Allah dengan khusyuk. Aku tenggelam dalam suasana yang aneh ketika itu. Hingga ketika datang waktu shalat isya’ , tiba-tiba aku merasakan kondisi tubuhku kembali pulih. Aku merasa mendapat suplai kekuatan yang sangat menakjubkan. Kesembuhan total dan kebersihan suara yang sangat aneh.” (Mudzakiratul da’wah wad Da’iyah, hlm. 88-89)
(lihat pada buku secara langsung, Insya Allah dak akan nyesel apalagi mau baca bukunya “Spiritual Problem Solving”)

No comments:

Post a Comment

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun no-Islam. Karena keluarga merupakan tempa...