Wednesday 30 May 2012

PERAN KURIKULUM MUATAN LOKAL DALAM PENDIDIKAN

BAB: 1
PENDAHULUAN
Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian masyarakat, karena itu sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karekteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun daerah di mana sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, sekolah harus menyajikan progam pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi karakteristik lingkungan di daerahnya, baik yang berkaitan dengan kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya maupun yang menjadi kebutuhan daerah.
Berdasarkan kenyataan ini, diperlukan pengembangan progam pendidikan yang disesuaikan dengan potensi daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik serta kebutuhan daerah. Hal ini berarti sekolah harus mengembangkan suatu progam pendidikan yang berorentasi pada lingkungan sekitar dan potensi daerah atau muatan lokal. Dengan demikian, anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap lingkungan, suatu pemahaman dan pemeliharaan modal akan keterampilan dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.



Pokok bahasan
Dalam pokok bahasan kita, didalam mengkaji kurikulum muatan lokal. Bahwa dalam kurikulum muatan lokal, dilihat dari segi objek kajiannya, kurikulum muatan lokal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Pertama, Pengertian Kurikulum muatan lokal dan tujuannya, kedua, Kedudukan muatan lokal dalam kurikulum. Ketiga, Fungsi muatan lokal dalam kurikulum. Semua hal ini dikaji agar tidak ada kesalahan didalam memahami makna dan tujuan dari pada model penelitian pendidikan islam, dan dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita harapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1). Pengertian Kurikulum Muatan Lokal dan Tujuannya.
            Kurikulum muatan lokal adalah program pendidikan dan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan  anak didik di daerah itu wajib mempelajarinya.[1]
Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya di kaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah tersebut[2]
Menurut surat keputusan tersebut yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut[3]
Lingkungan peserta didik terdiri atas :
1. Lingkungan alam Fisik yang terdiri atas :
a. Lingkungan fisik alami, misalnya : daerah pantai, dataran rendah termasuk didalamnya aliran sungai, dataran tinggi dan pegunungan dan gunung..
b. Lingkungan fisik buatan, misalnya : lingkungan dekat pabrik, pasar, pariwisata, pelabuhan dan sebagainya.
2. Lingkungan Masyarakat
a. Masyarakat yang berlapangan dalam bidang ekonomi, misalnya : perdagangan, pertanian, perikanan, transportasi, jasa dan sebagainya.
b. Masyarakat yang berlapangan dibidang politik, misalnya : sebagai pimpinan partai, pimpinan lembaga swasta maupun pemerintahan dan sebagainaya.
c. Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang ilmu Pengetahuan, misalnya: guru, peneliti, ahli-ahli tertentu pencipta dan sebagainya.
d. Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang keagamaan misalnya:      pesantren dan sebagainya.
e. Masyarakat yang berlapangan hidup dalam bidang olah raga, kurikulum mutan lokalnya misalnya berbagai permainan daerah.
f. Masayarakat yang hidup dalam bidang kekeluargaan, kurikulum dalam muatan lokalnya misalnya: gotong royong, silaturrahmi, melayat dan sebagainya.
Menurut sejarah, sebelum ada sekolah formal, pendidikan yang berprogram muatan lokal telah dilaksanakan oleh para orang tua peserta didik dengan metode drill dan dengan trial and error serta berdasarkan berbagai pengalaman yang mereka hayati. Tujuan pendidikamn mereka terutama agar anak-anak mereka dapat mandiri dalam kehidupan. Bahan yang diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang ada dialam sekitar. Sedang kriteria keberhasilannya ditandai mereka telah dapat hidup mandiri.
Tujuan kurikulum muatan lokal.[4]
Dibentuknya sebuah kurikulum, sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, begitu juga kurikulum muatan lokal. Adapun tujuan-tujuan dalam kurikulum muatan lokal antara lain[5]:
1.      Berbudi pekerti luhur                           8. Sehat jasmani
2.      Berkepribadian                                     9. Cinta lingkungan
3.      Mandiri                                                10. Kesetiakawanan sosial
4.      Trampil                                                11. Kreatif-inovatif untuk hidup
5.      Beretos kerja                                        12. Produktif
6.      Professional                                          13. Cinta tanah air
7.      Mementingkan pekerjaan yang praktis
Tujuan lain dari kurikulum muatan lokal, yaitu: Tujuan langsung dan tujuan tak langsung.
a. Tujuan langsung
·         Memudahkan murid dalam menyerap bahan pelajaran.
·         Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
·         Murid lebih mengenal kondisi alam.
·         Murid lebih mengenal kondisi alam, linkungan social dan linkungan budayah yang terdapat didaerahnya.
b. Tujuan tak langsung
·         Meningkatkan pengetahuan murid mengenai daerahnya.
·         Menanamkan jiwa mandiri untuk menolong orang tua dan dirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
·         Menjadikan murid akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, besar kemungkinan murid dapat mengamati dan melakukan percobaan kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengolah, menemukan informasi sendiri, dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar. Belajar tentang lingkungan mempunyai daya tarik tersendiri bagi seorang anak. Jean Piaget (1958) mengatakan bahwa makin banyak seorang anak melihat dan mendengar, makin ingin melihat dan mendengar.
Lingkungan secara keseluruhan mempunyai pengaruh terhadap cara belajar seseorang, menegaskan bahwa lingkungan sebagai kondisi, daya, dan dorongan eksternal dapat memberikan suatu situasi keja di sekitar murid. Karena itu, lingkungan secara keseluruhan dapat berfungsi sebagai daya untuk membentuk dan memberi kekuatan atau dorongan eksternal untuk belajar pada seseorang.
Namun demikian, aplikasi progam muatan lokal tersebut dapat tercapai dengan baik jika pendidik dan kepala sekolah dapat mengembangkannya sesuai dengan asas-asas pengmbangan kurikululm yang berlaku dan dapat mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan progam tersebut. Pelaksanaan muatan lokal di sekolah ini tidak akan dapat berjalan lancar dan mendapatkan hasil optimal kalu tidak didukung oleh semua pihak yang ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan, karena dalampelaksanaan muatan lokal, ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak di sekolah, misalnya sarana-prasarana, narasumber, dan juga biaya. Karenanya, keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaannya sangatlah diharapkan.
2). Kedudukan muatan lokal dalam kurikulum[6]
Sebagaimana dijelaskan diatas, pendidikan harus berorientasi kepada lingkungan atau daerah, yaitu dengan cara melaksakan progran muatan lokal. Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaianya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial budaya, dan wajib dipelajari peserta didik didaerah itu, dengan demikian kedudukan muatan lokal dalam kurikuum bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi mata pelajaran yang terpadu, yaitu menjadi bagian matapelajaran yang sudah ada oleh karena itu, muatan lokal tidak mempunyai alokasi waktu sendiri.
            Muatan lokal diberikan secara terpadu dengan muatan inti atau nasional. Dalam mata pelajaran tertentu, seperti kesenian, pendidikan olah raga dan kesehatan, serta pendidikan ketrampilan, muatan lokal dapat diberikan sebagai bagian dari mata pelajaran itu dengan menggunakan waktu yang telah disediakan bagi mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian muatan lokal dipakai untuk menerjemahkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan dalam GBPP agar lebih relevan dengan minat belajar dan lebih efektif dalam mencapai tujuan nasional.
            Dalam kaitanya dengan komponen kurikulum, muatan lokal juga berposisi sebagai komponen kurikulum. Muatan lokal adalah bahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar yang dianggap penting oleh pendidik atau masyarakat sekitar untuk dipelajari oleh anak didik. Sebagai komponen kurikulum muatan lokal merupakan media penyampaian. Agar dapat mempelajari sesuatu dengan baik, diperlukan sumber bacaan atau nara sumber yang memahamui bahan pengajaran itu. Sumber bacaan yang ditulis oleh orang daerah dan narasumber yang berasal dari daerah merupakan media penyampaian bahan muatan lokal. Itulah sebabnya kedudukan muatan lokal dalam kurikulum adalah berupa materi dan media penyampaianya.
             Muatan lokal dalam kurikulum dapat menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri atas  menjadi bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada karna itu muatan lokal dapat      mempunyai alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran , muatan  lokal bisa sebagai tambahan bahan kajian yang telah ada . karna itu muatan lokal bisa  mempunyai alokasi waktu tersendiri bisa juga tidak. Muatan lokal sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan alokasi jam pelajaranya. Misalnya, matapelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan pendidikan ketrampilan. Demikian pula muatan lokal sebagai bahan kajian tambahan dari bahan kajian yang telah ada atau sebagai satu pokok bahasan atau lebih yang dapat diberikan alokasi waktunya.tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang telah ada, sukar untuk diberikan alokasi jam pelajaran tersendiri. Bahkan muatan lokal berupa disiplin disekolah, sopan santun berbuat dan berbicara, keberhasilan serta keindahan sangat sukar, bahkan tidak mungkin, diberikan alokasi waktu.
3). Fungsi muatan lokal dalam kurikulum[7]
Sebagai komponen kurikulum, Muatan local dalam kurikulum secara keseluruhan memiliki fungsi sebagai berikut:
a.       Fungsi Penyesuaian
Dalam Masyarakat, Sekolah merupakan komponen, sebab sekolah berada dalam linkungan masyarakat. Oleh karna itu, Perogram sekolah harus disesuaikan dengan linkungan dan kebutuhan daerah dan masyarakat.
Demikian juga peribadi-peribadi yang ada dalam sekolah yang hidup dalam linkungan masyarakat, sehingga perlu diupayakan agar setiap peribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah dan linkungannya.
b.      Fungsi Integrasi
Peserta didik adalah bagian intergral dari masyarakat. Karena itu, Muatan local merupakan program pendidikan yang berfungsi mendidik peribadi-peribadi peserta didik agar dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat dan linkungannya atau berfungsi untuk membantu dan mengintegrasikan pribadi peserta didik dengan masyarakat.
c.       Fungsi perbedaan
Peserta didik yang satu dengan yang lain berbeda. Pengakuan atas perbeda,an berarti member kesempatan bagi setiap peribadi untuk memilih apa yang sesuwai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Muatan local adalah Suatu program pendidikan yang bersifat luwes, yaitu program pendidikan yang pengembangannya disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik, linkungan, dan daerahnya. Hal ini bukan berarti muatan lokal akan  mendidik setiap peribadi yang indifidualistik, akan tetapi muatan local harus dapat berfungsi untuk mendorong dan membantu peserta didik kearah kemajuan sosilnya dalam masyarakat.
Fungsi kurikulum muatan lokal:
·         Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
·         Meningkatkan keterampilan dibidang perkerjaan tertentu
·         Meningkatkan kemampuan berwiraswasta
·         Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris untuk kepentingan sehari-hari
Dalam undang-undang pendidikan nomor 2 tahun 1989 pasal 39 ayat (1) menyatakan bahwa isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional. Karna itu perkembangan muatan lokal harus sesuai dengan hakekat landasan, Program, dan pengembangan dari kurikulum suatu pendidikan tertentu sebagai bagian dari kurikulum dan sebagai bagian dari pendidikan nasional. [8]
Fungsi kurikulum muatan lokal adalah:
(1). Mengelola lingkungan alam secara bertanggung jawab, melestarikan nilai-nilai dan mengembangkan kebudayaan daerah serta meningkatkan mutu pendidikan dan jati diri manusia nasional.
(2). Menumbuhkan dan mengembangkan sikap senang bekerja,bergaul, memelihara dan meninkatkan cita rasa keindahan, kebersihan, kesehatan serta ketertiban dalam rangka upaya meningkatkan mutu kehidupan sebagai peribadi, anggota masyarakat dan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
BAB: 3
KESIMPULAN
Kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya di kaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah tersebut.
Tujuan lain dari kurikulum muatan lokal, yaitu: Tujuan langsung dan tujuan tak langsung.
a. Tujuan langsung
·         Memudahkan murid dalam menyerap bahan pelajaran.
·         Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
·         Murid lebih mengenal kondisi alam.
·         Murid lebih mengenal kondisi alam, linkungan social dan linkungan budayah yang terdapat didaerahnya.
b. Tujuan tak langsung
·         Meningkatkan pengetahuan murid mengenai daerahnya.
·         Menanamkan jiwa mandiri untuk menolong orang tua dan dirinya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
·         Menjadikan murid akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
Dalam kaitanya dengan komponen kurikulum, muatan lokal juga berposisi sebagai komponen kurikulum.
PENUTUP
Berlandaskan  kenyataan bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam kebudayaan. keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan. Sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan lokal tersebut sehingga perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal Dari apa yang tersurat sudah jelas ada kandungan lokal dalam muatan pembelajaran, tetapi bukan melokalisasi apalagi mengarah ke disintegrasi. Rasa kecintaan terhadap lokal harus ditanamkan pada anak-anak usia sekolah hingga pejabat lokal agar secara nasional punya kekuatan yang mandiri dan berdikari. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
Sekolah adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian dari masyarakat karena itu sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun daerah dimana sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi karekteristik lingkungan di daerahnya, baik yang berkaitan dengan kondisi alam, sosial, budaya maupun menjadi kebutuhan daerah. Berdasarkan kenyataan ini, diperlukan pengembangan program pendidikan yang sesuai dengan potensi daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan daerah. Hal ini berarti, sekolah harus mengembangkan suatu program pendidikan yang berorientasi pada lingkungan sekitar dan potensi daerah atau muatan lokal. Dengan demukian, anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap lingkungan dan mempunyai pemahaman dan pemiliharaan moral akan keterampilan dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
REFRENSI      
1.      Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik, Ar_Ruzz Media, 2007.
2.      Ahmad, Dkk. Pengembangan Kurikulum, Pustaka Setia, 1997. 
3.      Istyarini, ( tinjauan tentang kurikulum muatan lokal sekolah dasar),. PDf




[1] Dr. Abdullah Idi, M.Ed. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik, Ar_Ruzz Media, 2007. Hal: 260.
[3] http://wijayalabs.wordpress.com/2008/07/11/kurikulum-muatan-lokal-perlukah/.
[4] Ibid, hal: 262-263.
[5] http://tutorq.blogspot.com/2010/07/kurikulum-muatan-lokal.html
[6] Ibid, Hal: 264-265.
[7] Ibid, Hal: 266-267.
[8] Istyarini ( tinjauan tentang kurikulum muatan lokal sekolah dasar). PDf

1 comment:

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun no-Islam. Karena keluarga merupakan tempa...