PENDAHULUAN
Sekolah adalah wahana untuk proses
pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian masyarakat, karena itu sekolah
harus dapat mengupayakan pelestarian karekteristik atau kekhasan lingkungan
sekitar sekolah ataupun daerah di mana sekolah itu berada. Untuk merealisasikan
usaha ini, sekolah harus menyajikan progam pendidikan yang dapat memberikan
wawasan kepada peserta didik tentang apa yang menjadi karakteristik lingkungan
di daerahnya, baik yang berkaitan dengan kondisi alam, lingkungan sosial,
dan lingkungan budaya maupun yang menjadi kebutuhan daerah.
Berdasarkan kenyataan ini,
diperlukan pengembangan progam pendidikan yang disesuaikan dengan potensi
daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik serta kebutuhan daerah. Hal ini
berarti sekolah harus mengembangkan suatu progam pendidikan yang berorentasi
pada lingkungan sekitar dan potensi daerah
atau muatan lokal. Dengan demikian, anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta
terhadap lingkungan, suatu pemahaman dan pemeliharaan modal akan keterampilan
dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
Pokok bahasan
Dalam pokok bahasan kita, didalam
mengkaji
kurikulum muatan lokal. Bahwa dalam kurikulum muatan lokal, dilihat dari segi objek
kajiannya, kurikulum muatan lokal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: Pertama,
Pengertian Kurikulum muatan lokal dan
tujuannya, kedua, Kedudukan muatan lokal dalam kurikulum. Ketiga, Fungsi
muatan lokal dalam kurikulum. Semua hal ini dikaji agar tidak ada kesalahan
didalam memahami makna dan tujuan dari pada model penelitian pendidikan islam,
dan dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita harapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1). Pengertian Kurikulum Muatan Lokal dan Tujuannya.
Kurikulum muatan
lokal
adalah program pendidikan dan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan
dengan lingkungan alam, lingkungan sosial,
serta lingkungan budaya dan kebutuhan daerah, sedangkan anak didik di daerah itu wajib
mempelajarinya.[1]
Kurikulum muatan lokal ialah program
pendidikan yang isi dan media penyampaiannya di kaitkan dengan lingkungan alam
dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di
daerah tersebut[2]
Menurut surat keputusan tersebut
yang dimaksud dengan kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi
dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya
serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut[3]
Lingkungan peserta didik terdiri atas :
1. Lingkungan alam Fisik yang
terdiri atas :
a. Lingkungan fisik alami, misalnya
: daerah pantai, dataran rendah termasuk didalamnya aliran sungai, dataran
tinggi dan pegunungan dan gunung..
b. Lingkungan fisik buatan, misalnya
: lingkungan dekat pabrik, pasar, pariwisata, pelabuhan dan sebagainya.
2. Lingkungan Masyarakat
a. Masyarakat yang berlapangan dalam
bidang ekonomi, misalnya : perdagangan, pertanian, perikanan, transportasi,
jasa dan sebagainya.
b. Masyarakat yang berlapangan
dibidang politik, misalnya : sebagai pimpinan partai, pimpinan lembaga swasta
maupun pemerintahan dan sebagainaya.
c. Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang ilmu Pengetahuan, misalnya: guru, peneliti, ahli-ahli tertentu
pencipta dan sebagainya.
d. Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang keagamaan misalnya:
pesantren dan sebagainya.
e. Masyarakat yang berlapangan hidup
dalam bidang olah raga, kurikulum mutan lokalnya misalnya berbagai permainan
daerah.
f. Masayarakat yang hidup dalam
bidang kekeluargaan, kurikulum dalam muatan lokalnya misalnya: gotong royong,
silaturrahmi, melayat dan sebagainya.
Menurut sejarah, sebelum ada sekolah
formal, pendidikan yang berprogram muatan lokal telah dilaksanakan oleh para
orang tua peserta didik dengan metode drill dan dengan trial and error serta
berdasarkan berbagai pengalaman yang mereka hayati. Tujuan pendidikamn mereka
terutama agar anak-anak mereka dapat mandiri dalam kehidupan. Bahan yang
diajarkan ialah bahan yang diambil dari berbagai keadaan yang ada dialam
sekitar. Sedang kriteria keberhasilannya ditandai mereka telah dapat hidup
mandiri.
Tujuan kurikulum muatan lokal.[4]
Dibentuknya sebuah kurikulum, sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, begitu juga kurikulum muatan lokal.
Adapun tujuan-tujuan dalam kurikulum muatan lokal antara lain[5]:
1.
Berbudi pekerti luhur 8. Sehat jasmani
2.
Berkepribadian 9. Cinta lingkungan
3.
Mandiri 10. Kesetiakawanan sosial
4.
Trampil
11. Kreatif-inovatif untuk hidup
5.
Beretos kerja 12. Produktif
6.
Professional 13. Cinta tanah air
7.
Mementingkan pekerjaan yang praktis
Tujuan lain dari kurikulum muatan
lokal, yaitu: Tujuan langsung dan tujuan tak langsung.
a. Tujuan langsung
·
Memudahkan murid dalam menyerap bahan pelajaran.
·
Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
·
Murid lebih mengenal kondisi alam.
·
Murid lebih mengenal kondisi alam, linkungan social dan linkungan
budayah yang terdapat didaerahnya.
b. Tujuan tak langsung
·
Meningkatkan pengetahuan murid mengenai daerahnya.
·
Menanamkan jiwa mandiri untuk menolong orang tua dan dirinya dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Menjadikan murid akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari
keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
Dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar, besar kemungkinan murid dapat mengamati dan melakukan percobaan
kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengolah, menemukan informasi
sendiri, dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang ada di
lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar. Belajar tentang lingkungan
mempunyai daya tarik tersendiri bagi seorang anak. Jean Piaget (1958)
mengatakan bahwa makin banyak seorang anak melihat dan mendengar, makin ingin
melihat dan mendengar.
Lingkungan secara keseluruhan mempunyai
pengaruh terhadap cara belajar seseorang, menegaskan bahwa lingkungan sebagai
kondisi, daya, dan dorongan eksternal dapat memberikan suatu situasi keja di
sekitar murid. Karena itu, lingkungan secara keseluruhan dapat berfungsi
sebagai daya untuk membentuk dan memberi kekuatan atau dorongan eksternal untuk
belajar pada seseorang.
Namun demikian, aplikasi progam muatan lokal
tersebut dapat tercapai dengan baik jika pendidik dan kepala sekolah dapat
mengembangkannya sesuai dengan asas-asas pengmbangan kurikululm yang berlaku
dan dapat mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan progam
tersebut. Pelaksanaan muatan lokal di sekolah ini tidak akan dapat berjalan
lancar dan mendapatkan hasil optimal kalu tidak didukung oleh semua pihak yang
ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan, karena
dalampelaksanaan muatan lokal, ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat
dilaksanakan sendiri oleh pihak di sekolah, misalnya sarana-prasarana,
narasumber, dan juga biaya. Karenanya, keikutsertaan masyarakat dalam
pelaksanaannya sangatlah diharapkan.
Sebagaimana dijelaskan diatas,
pendidikan harus berorientasi kepada lingkungan atau daerah, yaitu dengan cara
melaksakan progran muatan lokal. Muatan lokal adalah program pendidikan yang isi
dan media penyampaianya dikaitkan dengan lingkungan alam, sosial budaya, dan
wajib dipelajari peserta didik didaerah itu, dengan demikian kedudukan muatan
lokal dalam kurikuum bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi mata
pelajaran yang terpadu, yaitu menjadi bagian matapelajaran yang sudah ada oleh
karena itu, muatan lokal tidak mempunyai alokasi waktu sendiri.
Muatan lokal
diberikan secara terpadu dengan muatan inti atau nasional. Dalam mata pelajaran
tertentu, seperti kesenian, pendidikan olah raga dan kesehatan, serta
pendidikan ketrampilan, muatan lokal dapat diberikan sebagai bagian dari mata
pelajaran itu dengan menggunakan waktu yang telah disediakan bagi mata
pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian muatan lokal dipakai untuk menerjemahkan
pokok bahasan atau sub pokok bahasan dalam GBPP agar lebih relevan dengan minat
belajar dan lebih efektif dalam mencapai tujuan nasional.
Dalam kaitanya
dengan komponen kurikulum, muatan lokal juga berposisi sebagai komponen
kurikulum. Muatan lokal adalah bahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar
yang dianggap penting oleh pendidik atau masyarakat sekitar untuk dipelajari
oleh anak didik. Sebagai komponen kurikulum muatan lokal merupakan media
penyampaian. Agar dapat mempelajari sesuatu dengan baik, diperlukan sumber
bacaan atau nara sumber yang memahamui bahan pengajaran itu. Sumber bacaan yang
ditulis oleh orang daerah dan narasumber yang berasal dari daerah merupakan
media penyampaian bahan muatan lokal. Itulah sebabnya kedudukan muatan lokal
dalam kurikulum adalah berupa materi dan media penyampaianya.
Muatan lokal dalam kurikulum dapat menjadi
mata pelajaran yang berdiri sendiri atas
menjadi bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada karna itu
muatan lokal dapat mempunyai alokasi
waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran , muatan lokal bisa sebagai tambahan bahan kajian yang
telah ada . karna itu muatan lokal bisa
mempunyai alokasi waktu tersendiri bisa juga tidak. Muatan lokal sebagai
mata pelajaran yang berdiri sendiri tentu dapat diberikan alokasi jam
pelajaranya. Misalnya, matapelajaran bahasa daerah, pendidikan kesenian, dan
pendidikan ketrampilan. Demikian pula muatan lokal sebagai bahan kajian
tambahan dari bahan kajian yang telah ada atau sebagai satu pokok bahasan atau
lebih yang dapat diberikan alokasi waktunya.tetapi muatan lokal sebagai bahan
kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau
sub pokok bahasan yang telah ada, sukar untuk diberikan alokasi jam pelajaran tersendiri.
Bahkan muatan lokal berupa disiplin disekolah, sopan santun berbuat dan
berbicara, keberhasilan serta keindahan sangat sukar, bahkan tidak mungkin,
diberikan alokasi waktu.
Sebagai komponen kurikulum, Muatan
local dalam kurikulum secara keseluruhan memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Fungsi Penyesuaian
Dalam Masyarakat, Sekolah merupakan
komponen, sebab sekolah berada dalam linkungan masyarakat. Oleh karna itu,
Perogram sekolah harus disesuaikan dengan linkungan dan kebutuhan daerah dan
masyarakat.
Demikian juga peribadi-peribadi yang
ada dalam sekolah yang hidup dalam linkungan masyarakat, sehingga perlu
diupayakan agar setiap peribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan daerah
dan linkungannya.
b.
Fungsi Integrasi
Peserta didik adalah bagian
intergral dari masyarakat. Karena itu, Muatan local merupakan program
pendidikan yang berfungsi mendidik peribadi-peribadi peserta didik agar dapat
memberikan sumbangan kepada masyarakat dan linkungannya atau berfungsi untuk
membantu dan mengintegrasikan pribadi peserta didik dengan masyarakat.
c.
Fungsi perbedaan
Peserta didik yang satu dengan yang
lain berbeda. Pengakuan atas perbeda,an berarti member kesempatan bagi setiap
peribadi untuk memilih apa yang sesuwai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.
Muatan local adalah Suatu program pendidikan yang bersifat luwes, yaitu program
pendidikan yang pengembangannya disesuaikan dengan minat, bakat, kemampuan, dan
kebutuhan peserta didik, linkungan, dan daerahnya. Hal ini bukan berarti muatan
lokal
akan mendidik setiap peribadi yang
indifidualistik, akan tetapi muatan local harus dapat berfungsi untuk mendorong
dan membantu peserta didik kearah kemajuan sosilnya dalam masyarakat.
Fungsi kurikulum muatan lokal:
·
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
·
Meningkatkan keterampilan dibidang perkerjaan tertentu
·
Meningkatkan kemampuan berwiraswasta
·
Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris untuk kepentingan
sehari-hari
Dalam undang-undang pendidikan nomor
2 tahun 1989 pasal 39 ayat (1) menyatakan bahwa isi kurikulum merupakan susunan
bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan
nasional. Karna itu perkembangan muatan lokal harus sesuai dengan hakekat
landasan, Program, dan pengembangan dari kurikulum suatu pendidikan tertentu
sebagai bagian dari kurikulum dan sebagai bagian dari pendidikan nasional. [8]
Fungsi kurikulum muatan lokal adalah:
(1). Mengelola lingkungan alam
secara bertanggung jawab, melestarikan nilai-nilai dan mengembangkan
kebudayaan daerah serta meningkatkan mutu
pendidikan dan jati diri manusia nasional.
(2). Menumbuhkan dan mengembangkan
sikap senang bekerja,bergaul, memelihara dan meninkatkan cita rasa keindahan,
kebersihan, kesehatan serta ketertiban dalam rangka
upaya meningkatkan mutu kehidupan sebagai peribadi, anggota masyarakat dan
warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
BAB: 3
KESIMPULAN
Kurikulum muatan lokal ialah program
pendidikan yang isi dan media penyampaiannya di kaitkan dengan lingkungan alam
dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di
daerah tersebut.
Tujuan lain dari kurikulum muatan
lokal, yaitu: Tujuan langsung dan tujuan tak langsung.
a. Tujuan langsung
·
Memudahkan murid dalam menyerap bahan pelajaran.
·
Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan.
·
Murid lebih mengenal kondisi alam.
·
Murid lebih mengenal kondisi alam, linkungan social dan linkungan
budayah yang terdapat didaerahnya.
b. Tujuan tak langsung
·
Meningkatkan pengetahuan murid mengenai daerahnya.
·
Menanamkan jiwa mandiri untuk menolong orang tua dan dirinya dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.
·
Menjadikan murid akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari
keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.
Dalam kaitanya dengan komponen
kurikulum, muatan lokal juga berposisi sebagai komponen kurikulum.
PENUTUP
Berlandaskan kenyataan bahwa di Indonesia terdapat
beranekaragam kebudayaan. keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan
dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
melalui upaya pendidikan. Sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan
merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di
sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang
kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya disusun
secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan lokal tersebut sehingga
perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal Dari apa yang
tersurat sudah jelas ada kandungan lokal dalam muatan pembelajaran, tetapi
bukan melokalisasi apalagi mengarah ke disintegrasi. Rasa kecintaan terhadap lokal
harus ditanamkan pada anak-anak usia sekolah hingga pejabat lokal agar secara
nasional punya kekuatan yang mandiri dan berdikari. Pengenalan keadaan
lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk
lebih mengakrabkan dengan lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan
melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya
manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
Sekolah
adalah wahana untuk proses pendidikan secara formal. Sekolah adalah bagian dari
masyarakat karena itu sekolah harus dapat mengupayakan pelestarian
karakteristik atau kekhasan lingkungan sekitar sekolah ataupun daerah dimana
sekolah itu berada. Untuk merealisasikan usaha ini, sekolah harus menyajikan
program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada peserta didik tentang
apa yang menjadi karekteristik lingkungan di daerahnya, baik yang berkaitan
dengan kondisi alam, sosial, budaya maupun menjadi kebutuhan daerah.
Berdasarkan kenyataan ini, diperlukan pengembangan program pendidikan yang
sesuai dengan potensi daerah, minat, dan kebutuhan peserta didik dan kebutuhan
daerah. Hal ini berarti, sekolah harus mengembangkan suatu program pendidikan
yang berorientasi pada lingkungan sekitar dan potensi daerah atau muatan lokal.
Dengan demukian, anak didik diharapkan memiliki perasaan cinta terhadap
lingkungan dan mempunyai pemahaman dan pemiliharaan moral akan keterampilan
dasar yang selanjutnya dapat dikembangkan lebih jauh lagi.
REFRENSI
1.
Idi, Abdullah, Pengembangan
Kurikulum Teori & Praktik, Ar_Ruzz Media, 2007.
2.
Ahmad, Dkk. Pengembangan
Kurikulum, Pustaka Setia, 1997.
3.
Istyarini, ( tinjauan tentang kurikulum muatan
lokal sekolah dasar),. PDf
semangat ea....:-)
ReplyDelete