Friday, 25 March 2022

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM


Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun no-Islam. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sesudahnya.

Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.

Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingnya peranan keluarga ini. Maka mereka pun tak segan-segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka mengerahkan segala usaha untuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka pergunakan antara lain:

1.       Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya agar meninggalkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi.

2.       Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka di tempat-tempat pengasuhan yang jauh dari keluarga, agar mudah dirusak nantinya.

3.       Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat dihancurkan.

Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari pentingnya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan betukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadnya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan, dan berbahagialah kedua orangtuanya di dunia dan akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagaimana binatang ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh pengurus dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara, mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kepada kemewahan, sehingga akan mengabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa”.[1]

Banyak penulis dan peneliti membicarakan tentang tujuan pendidikan individu muslim. Mereka berbicara panjang lebar dan terinci dalam bidang ini, hal yang tentu saja bermanfaat. Apa yang mereka katakan dapat kami ringkaskan sebagai berikut:

“Nyatalah bahwa pendidikan individu muslim dalam Islam mempunyai satu tujuan yang jelas dan tertentu, yaitu: menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dan tak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji; tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah.”[2]

Perhatian kepada anak dimulai dari masa sebelum kelahirannya, dengan memilih isteri yang shalehah. Rasulullah memberikan nasehat dan pelajaran kepada orang yang hendak berkeluarga dengan bersabda:

((فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ))

“Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi”.[3]

Begitu pula bagi wanita, hendaknya memilih suami yang sesuai dari orang-orang yang datang melamarnya. Hendanya mendahulukan laki-laki yang beragama dan berakhlak. Rasulullah memberikan pengarahan kepada para wali dengan bersabda:

((إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ، إِلَّا تَفْعَلُوْا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ))

“Bila datang kepadamu orang yang kamu sukai agama dan akhlaknya, maka kawinkanlah. Jika tidak kamu lakukan, niscaya terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar”. [4]

Termasuk memperhatikan anak sebelum lahir, mengikuti tuntunan Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga kita. Rasulullah memerintahkan kepada kita:

((وَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ، قَالَ : بِسْمِ اللهِ، اللّٰهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنَّهُ إِنْ قُدِّرَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ))

“Jika seseorang di antara kamu hendak menggauli isterinya, membaca: “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Maka andaikata ditaqdirkan keduanya mempunyai anak, niscaya tidak ada syaitan yang dapat mencelakakannya”. [5]

Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiaannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya. Islam mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa pada bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang dikandungnya. Sabda Rasulullah :

((إِنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ، وَالصَّوْمَ عَنِ الْمُسَافِرِ وَالْمُرْضِعِ وَالْحُبْلَى))

“Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil”. [6]

Sang ibu hendaklah berdo’a untuk bayinya dan memohon kepada Allah agar dijadikan anak yang shaleh dan baik, bermanfaat bagi kedua orangtua dan seluruh kaum muslimah. Karena termasuk do’a yang dikabulkan adalah do’a orantua untuk anaknya.



[1] Muhammad Hamid Al Nashir – Khaulah Abdul Qadir Darwisy, Tarbiyatul Athfal fi Rihabil Islam fil Bait war Raudhah, hal. 41.

[2] Aisyah Abdurrahman Al Jalal, Al Mu’atstsirat as Salbiyah fi Tarbiyati at-Thiflil Muslim wa Thuruq ‘Ilajiha, hal. 76.

[3] Hadits riwayat Al Bukhari, Muslim dan periwayat lainnya.

[4] Hadits riwayat At Tirmidzi.

[5] Hadits riwayat Al Bukhari, Muslim dan penulis kitab Sunan, dari Ibnu Abbas.

[6] Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i. Kata Al Albani dalam Takhrij al Misykat: “Isnad hadits ini jayyid”.

Tuesday, 28 July 2020

AL HIWAR 'AN AL TA'RIF BI AL NAFS

اَلْمُفْرَدَاتُ: اَلْحِوَارُ

اَلْكَلِمَاتُ
اَلْمَعْنَى
اَلْكَلِمَاتُ
اَلْمَعْنَى
هُوَ
Dia (laki-laki)
نَعَمْ
Ya
هِيَ
Dia (perempuan)
لاَ
Tidak/bukan
أَنْتَ
Kamu (laki-laki)
بَلْ
Tetapi
أَنْتِ
Kamu (perempuan)
اِسْمٌ
Nama
أَنَا
Saya
أَيْضًا
Juga
مَنْ
Siapa
أَخٌ
Saudara
مِنْ
Dari
أُخْتٌ
Saudari
أَيْنَ
Dimana
طَالِبٌ
Siswa
مَا
Apa
طَالِبَةٌ
Siswi
هَلْ/أَ
Apakah
مُوَظَّفٌ
Pegawai (laki-laki)
هٰذَا
Ini (laki-laki)
مُوَظَّفَةٌ
Pegawai (perempuan)
ذٰلِكَ
Itu (laki-laki)
أُسْتَاذٌ
Guru (laki-laki)
هٰذِهِ
Ini (perempuan)
أُسْتَاذَةٌ
Guru (perempuan)
تِلْكَ
Itu (perempuan)
...ي
...ku
مَعَ
Bersama
...كَ
...mu (laki-laki)
وَ
Dan
...كِ
...mu (perempuan)
طَيِّبٌ
Baik
الحِوَارُ
Percakapan

Sunday, 24 February 2013

الإجارة


عند الإجارة كالبيع من العقرد المسماة التي عنى التشريع الإسلامى ببيان أحكامها الخاصة بها بحسب ما تقتضيه طبيعة عقدها. وهي  تختلف عن عقد البيع فى أنها مؤقة المدّه بينما عقد البيع لا يقبل  التأقيت. وإنّه هو مؤبد. لأنه يترتب عليه إنبفال الملكيةالعين.

الربا


لغة: ان مادة كلمة "الربا" الواردة في القرأن الكريم هي "رب" حيث اعتبر فيها معني لزيادة والنمو والارتفاع والعلو. يفال: رباالمال اذا زاد ونما.
شرعا: فمن هذه المادة نفسها كلمة "الربا" والمرادبها زيادة المالونموه عن رأس المال. والقرأن قد صرح بهذه المعني بقوله: " يأيها الذين امنوااتقواالله وذرواما بقي من الربواانكنتم مؤمنين" (البقرة:278).
والذي يظهر من هذه الأية أن كل زيادة تحصل علي رأس المال يقال لها "الربا" الا أن القرأن لا يحرم كل زيادة من حيث هي فان الزيادة تحصل في التجارة أيضا, بل الزيادة التي ورد تحريمها في القرأن هي من نوع خاص وهو يسميها "الربا".

المحبة الإلهية و الطبيعية و الشهواتية


المقدمة :
في هذا البحث نريد من أصحاب المقالة نبحث عن الموضوع المحبة الإلهة التي تجعل الناس قرب إلى ربه . ومن ثم لابد نعلم ما الحقيقة بالمحبة الإلهية . كيف يكون المحبة خطر في قلبنا إذا لانفهم عن الحقيقة محبة الإلهية و أنواعه من ذلك .

وجبات الزوج علي الزوجة


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آَتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا (19)
تحليل اللفظي
لاَ يَحِلُّ لَكُمْ : صيغة تحريم صريح؛ لأن الحل هو الإِباحة فى لسان العرب ولسان الشريعة . فنفيه يراجف معنى التحريم
كَرْهاً : مصدر منصوب على أنه حال من النساء . أى حال كونهن كارهات لذلك أو مكروهات عليه .
أَن تَرِثُواْ :  وأعيد حرف " لا " للتوكيد . أى : لا يحل لكم أن ترثوا النساء كرها ، ولا يحل لكم أن تعضلوهن .

Thursday, 14 February 2013

KAIDAH-KAIDAH ASASI DALAM PENDIDIKAN


Pendahuluan
Islam dengan kaidah-kaidah hukum yang menyeluruh dan sempurna serta dengan prinsip-prinsip pendidikannya yang langgeng, telah meletakkan solusi dan metode untuk menumbuhkan kepribadian anak dari sisi akidah, akhlak, fisik, akal, mental, dan sosialnya. Prinsip-prinsip dan metode-metode tersebut (sebagaimana yang telah anda lihat) adalah prinsip-prinsip yang mudah dilaksanakan. Jika para pendidik dapat menerapkannya dalam membentuk generasi-generasi penerus dan mendidik masyarakat dan bangsa, pastilah satu bangsa akan tergantikan oleh bangsa yang baik, satu generasi akan diteruskan oleh generasi yang baik. Mereka berakidah kuat, berakhlak luhur, fisik kuat, akal yang matang, dan beretika yang indah. Mereka bahagia dengan keagungan, kejayaan, dan kekekalan sirah para pendahulu mereka dan kemuliaannya, yaitu para shahabat dan tabi’in.

Thursday, 7 February 2013

MATERI PEMBELAJARAN PAI



1.       CTL: contextual teaching and learning
a.      Membantu guru mengaitkan materi pembelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari
b.      Membantu siswa dalam proses belajar mengajar untuk menemukan sendiri pengetahuannya dan menghubungkannya kedalam praktek kehidupan sehari-hari
c.       Membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran yang diberikan terhadap siswa dengan kehidupan sehari-hari

METODE PEMBELAJARAN DENGAN CERAMAH


I.                   Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, guru menggunakan berbagai macam metode mengajar yang mereka pilih untuk mendapatkan hasil maksimal dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya. Ada metode pembelajaran dengan ceramah, diskusi, demonstrasi[1], resitasi[2], percobaan[3] dan karya wisata[4].
Dari berbagai metode tersebut peneliti hanya mengambil satu variabel yaitu metode ceramah, yang mana sering digunakan mayoritas guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Alasan kenapa banyak guru menggunakan metode ini adalah karena mudah bagi guru untuk melaksanakannya dan suasana kelas lebih dapat disiplin dan terkontrol.

NASKAH VIDEO CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP


A. LATAR BELAKANG
Guru adalah seseorang yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Tanpa adanya guru, kecil kemungkinan siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan maksimal. Namun pada suatu saat guru juga dapat menghadapi kesulitan dalam proses pembelajaran. Misalkan pada saat memberikan pembahasan materi mengenai suatu pokok bahasan, banyak siswa yang kurang mengerti terhadap materi yang dijelaskan. Hal ini terjadi karena guru hanya menjelaskan pelajaran yang sulit dimengerti dengan kata-kata saja, meskipun telah diselingi dengan contoh.
Berdasarkan kenyataan tersebut peran media dalam pembelajaran sangatlah besar untuk membantu proses pembelajaran itu sendiri. Dalam menjelaskan pokok bahasan kepada siswanya, guru dapat menggunakan media yang sesuai, baik itu media audio, visual, ataupun media audio visual.

PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun no-Islam. Karena keluarga merupakan tempa...